Header Ads

'Kasus Rizieq Shihab', Deepfake: Teknologi Deep Learning Robot dan AI yang Bisa Memanipulasi Hoax Menjadi Realita

Menggunakan Deepfake/Deep Learning untuk memanipulasi hoax pada gambar. Saat ini deepfake juga digunakan untuk artikel, video dan lain sebagainya
BATAK ISLAM ONLINE -- Selama enam puluh tahun, DARPA telah memegang misi tunggal dan abadi untuk membuat investasi penting dalam terobosan teknologi untuk keamanan nasional. Berkenaan dengan misi ini, Pentagon Defense Advanced Research Projects Agency (DARPA) telah mempresentasikan tiga kontrak kepada kelompok riset nirlaba yang berbasis di Menlo Park, SRI International, untuk menghadapi medan perang terbaru dalam berita palsu.

Seperti dilansir dari TechCrunch, Selasa (1/5/2018), khususnya program Media Forensik DARPA yang sedang mengembangkan teknologi untuk mengindentifikasi video hoaks yang dibuat dengan teknologi deepfake.

Video deepfake merupakan manipulasi gambar video yang dilakukan oleh machine learning sehingga video tersebut menampilkan wajah yang bukan sebenarnya terlihat seperti berada langsung di dalam video tersebut.

DARPA telah membiayai proyek penelitan besama dengan grup riset non-profit bernama SRI International untuk mengembangkan teknologi tersebut. Hal ini dilakukan karena belum ada teknologi penyuntingan video yang bisa mengenali secara otomatis apakah video yang diputar sudah dimanipulasi atau belum.


Oleh DARPA program ini dimasukan ke proyek MediFor atau Media Forensic dan disebut tidak akan berhenti hingga idetifikasi video kategori deepfake tapi juga foto maupun gambar, teknologi ini dikembangkan untuk memberantas hoaks dalam beragam bentuk.

DARPA menjelaskan bahwa teknologi ini nantinya bisa mengidentifikasi sekaligus memberikan informasi mengenai langkah manipulasi yang dilakukan pada video maupun foto tersebut. DARPA menyebutkan nantinya ada beberapa aspek yang akan dianalisa dalam konten video atau audiovisual.

Pertama adalah gerakan mulut, konsistensi suara dan adegan misalnya ukuran ruangan terhadap suara yang ditangkap dalam video, serta identifikasi frame drop yang terjadi dalam video yang sudah dimanipulasi.

Teknologi tahap awal dari proyek ini disebutkan sudah diuji coba oleh DARPA dimana mereka mampu mendeteksi dengan akurasi 75 persen. Meskipun demikian mereka juga menyadari bahwa teknologi mereka mungkin juga akan diadaptasi oleh pihak lain untuk menciptakan konten hoax atau deepfake yang lebih canggih lagi. (sumber)

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.