Header Ads

#Sejarah Perjuangan NU dalam Dunia #Pendidikan di #Sumut

BATAK ISLAM ONLINE -- Tidak dapat dipungkiri bahwa pada masa lampau Universitas Nahdlatul Ulama Sumatera Utara (UNUSU) sudah pernah tumbuh dan berkembang selama beberapa tahun di Sumatera Utara, sehingga apa yang dilakukan oleh Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama Sumatera Utara (PWNU Sumut) Periode 2012-2017 dibantu penuh Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Periode 2010-2015, alim ulama dan tokoh-tokoh NU di Sumatera Utara tahun 2014-2015 merupakan upaya mengangkat kembali batang terendam UNUSU dari dalam pendaman air sejarah pendidikan Islam di Sumatera Utara yang sudah mengalir selama + ½ abad lamanya sampai dengan saat ini.

Pengurusan izin operasional UNUSU pada tahun 2014-2015 bukan semata upaya mendirikan sarana pendidikan berlabelkan Nahdlatul Ulama di Sumatera Utara, tetapi merupakan upaya melanjutkan cita-cita para pendiri dan tokoh-tokoh NU Sumatera Utara masa awal yang sudah pernah mendirikan perguruan tinggi bernama UNUSU dan kemudian “diminta” oleh Pemerintah – dalam hal ini Kementerian Agama (dulu Departemen Agama) sebagai embrio pendirian perguruan tinggi Islam negeri yang bernama IAIN Sumatera Utara (saat ini UIN Sumatera Utara).

Awalnya semangat pendirian UNUSU dimulai oleh tokoh-tokoh NU Sumatera Utara dari Kota Padangsidimpuan, ibukota Kabupaten Tapanuli Selatan masa itu. Gagasan untuk mendirikan perguruan tinggi Islam ini telah muncul sejak tahun 1960 didorong dengan perkembangan masyarakatnya yang religius dan mempunyai banyak pesantren dan madrasah tingkat aliyah di seluruh penjuru Kabupaten Tapanuli Selatan.

Pada tanggal 17 Juni 1960 diadakan musyawarah antara tokoh-tokoh masyarakat dengan para Ulama di Padangsidimpuan. Kemudian pada bulan September 1960 didirikanlah Sekolah Persiapan Perguruan Tinggi Agama Islam Tapanuli Selatan. Sekolah ini dipimpin oleh ulama dan tokoh NU, yakni Syekh Ali Hasan Ahmad sebagai Dekan, Hasan Basri Batubara sebagai Wakil Dekan dan Abu Syofyan sebagai Sekretaris. Perkuliahan dilaksanakan di gedung SMP Negeri II Padangsidempuan. Sekolah ini hanya berjalan selama 10 bulan karena kekurangan dana dan kesulitan lainnya. Namun gagasan untuk mendirikan perguruan tinggi Islam tidak hilang begitu saja.

Kemudian pada tahun 1962 didirikan Yayasan Perguruan Tinggi Nahdlatul Ulama (PERTINU) dengan Akte Notaris Rusli di Medan. Kegiatan Yayasan ini pertama sekali membuka Fakultas Syari'ah, kemudian disusul dengan pembukaan Fakultas Tarbiyah pada tahun 1963 dan Fakultas Ushuluddin pada tahun 1965. Dekan pertama Fakultas Ushuluddin ini adalah seorang ulama NU Sumatera Utara al-Ustadz Arsyad Siregar sedangkan kegiatan perkuliahan dimulai pada bulan Oktober 1965 dengan jumlah mahasiswa 7 orang. Sarana dan fasilitas perkuliahan masih menompang di gedung SMPN 11 Padang Sidempuan dan kantor sekretariat di rumah Syekh Ali Hasan Ahmad, salah satu pengurus Yayasan PERTINU.

Setelah PERTINU mendirikan tiga fakultas, kalangan Pengurus NU Tapanuli Selatan meningkatkan status perguruan tinggi yang diasuhnya dari perguruan tinggi Islam menjadi universitas. Lalu dibentuklah Universitas Nahdlatul Ulama Sumatera Utara (disingkat UNUSU) di bawah yayasan baru bernama Yayasan UNUSU. Rektor Pertama UNUSU adalah Syekh Ali Hasan Ahmad.

Pada tahun 1967 Yayasan UNUSU berdasarkan desakan masyarakat dan pemerintah Sumatera Utara diajukan sebagai bagian syarat pendirian IAIN Sumatera. Berdasarkan SK Menteri Agama Nomor: 110 Tahun 1968 Fakultas Tarbiyah UNUSU resmi menjadi Fakultas Tarbiyah Cabang IAIN Imam Bonjol Padang. Keberhasilan menegerikan Fakultas Tarbiyah, kemudian Yayasan UNUSU juga didorong untuk mengusulkan penegerian Fakultas Ushuluddinnya dan kemudian disetujui oleh Menteri Agama dengan SK Nomor: 193 Tahun 1970 dengan perubahan status menjadi Fakultas Ushuluddin IAIN Imam Bonjol Cabang Padangsidempuan. Pada upacara peresmiannya 24 September 1970. Al- Ustadz Arsyad Siregar dinobatkan sebagai Pejabat Dekan.

Peresmian pendirian Universitas Nahdlatul Ulama Sumatera Utara dilaksanakan pada Pembukaan Pra Muktamar NU ke-33 di Pesantren Al-Kautsar Al-Akbar Medan pada tanggal 17 Mei 2015. Peresmian tersebut dihadiri unsur Muspida Plus Kota Medan, Kab Deli Serdang dan Provinsi Sumatera Utara, serta tamu dari PBNU lengkap Pj. Rais Aam, Katib Aam, Ketum dan Sekjend PBNU. Peresmian dilakukan dengan menandatangani prasasti, pembukaan selubung plank merk, dan pelepasan balon yang dilakukan oleh Ketum PBNU KH. Said Aqil Siradj dan Ketua BPP UNUSU H. Ashari Tambunan.


Usaha perubahan UNUSU menjadi IAIN-SU ini terus dilaksanakan tidak hanya di Padangsidempuan, tapi juga dilakukan di Medan sebagai ibukota Provinsi Sumatera Utara, sebab syarat pendirian IAIN-SU tidak bisa hanya dengan pembukaan 2 (dua) fakultas saja, harus ada minimal 3 (tiga) fakultas.

Tahun 1967 di kota Medan juga sudah berdiri perguruan tinggi Nahdlatul Ulama dikelola oleh Yayasan KH. Zainul Arifin (tokoh NU/Pahlawan Nasional yang berasal dari Barus, Tapanuli Tengah) yang membuka Fakultas Syariah di Jalan Meranti No. 1 Medan. Fakultas Syariah ini akhirnya digabungkan dengan kedua fakultas milik NU yang berasal dari Padangsidempuan. Perkuliahan pertama kali dilakukan di kampus Yayasan KH. Zainul Arifin ini. Pimpinan Fakultas Syariah ini terdiri dari ulama dan tokoh NU Sumatera Utara masa itu, yaitu Dekan: H. T. Yafizham, SH dan Syekh Afifuddin Langkat. Demikianlah sejarah singkat IAIN-SU sebagai transformasi dari UNUSU.

NU Sumatera Utara yang berdiri tanggal 9 Februari 1947 dalam perjalanannya melahirkan beberapa PT-NU, antara lain:

1) Perguruan Tinggi Agama Islam Tapanuli Selatan (1960) di P. Sidimpuan.

2) PERTINU (1962) di P. Sidimpuan

3) UNU SU (Fak. Tarbiyah, 1963), (Fak. Ushuluddin, 1965), (Fak. Dakwah, 1970), (Fak. Pengetahuan Masyarakat, 1978) di P. Sidimpuan

4) UNUSU/Yayasan KH. Zainul Arifin (F. Syariah, 1967) di Medan.

Sebagai dampak diserahkannya beberapa fakultas UNUSU menjadi bagian IAIN-SU pada tahun 1973 mengakibatkan “hilangnya” UNUSU  sebagai sebuah lembaga pendidikan tinggi NU di Sumatera Utara hingga tahun 2014.

Geliat untuk mendirikan kembali UNUSU terus bergema di kalangan Nahdliyyin Sumatera Utara terutama pasca reformasi, namun tahun 2010 merupakan titik kulminasi awal semangat ini dengan ditunjuknya beberapa orang pengurus wilayah untuk segera merealisasikan pendidian UNUSU. Dari tahun 2010 hingga tahun 2013 beberapa nama telah ditunjuk, di antaranya: H. Abdullah Nasution, H. Musaddad Lubis, H. Usman Lubis, Upar Pulungan dan lainnya. Tidak hanya di tingkat provinsi semangat pendirian ini menggeliat, pada tingkat nasional di tahun-tahun tersebut melalui PBNU dalam berbagai forumnya senantiasa disampaikan dorongan agar PWNU-PWNU segera merealisasikan pendirian UNU-UNU di daerahnya masing-masing.

Puncaknya tanggal 10 Maret 2014 PWNU Sumatera Utara membentuk Panitia Persiapan Pendirian UNUSU tanggal 10 Maret 2014 dengan Surat Tugas Nomor. 27/A-1.03/III/2014 dengan susunan: H. Takbir Siregar (Ketua), H. Mhd. Hatta Siregar (Wakil Ketua), H. Khairuddin Hutasuhut (Sekretaris), Abrar M. Dawud Faza (Wakil Sekretaris), dan Anggota-anggota terdiri: Masdulhaq Siregar, H. Musaddad Lubis dan H. Misran Sihaloho.

Panitia ini pun bergerak cepat atas instruksi PBNU yang mewajibkan seluruh pengurus NU daerah-daerah harus menyelesaikan proposal pendirian UNU di bulan Maret itu juga. Lebih kurang seminggu proposal pendirian dapat disiapkan dengan mengerahkan banyak tenaga muda NU untuk menyelesaikan persyaratan administrasi dan akademiknya, sedangkan persyaratan sarana pra sarana maupun hukum dan kelembagaannya dibantu oleh PBNU sebagai badan hukum perkumpulan. Beberapa tenaga muda yang turut membantu antara lain: Abrar, Yusmiadi, Ramadhan, M. Nuh Dawi, Heru, Asrar, Rahmat Daim Hrp, Aminuddin, Budi, Iwan, Bata, Ahmad Bulyan Nst dan lainnya.

Persyaratan administrasi lain dan penting dijadikan dasar pengurusan izin UNUSU berkaitan dengan kerjasamanya dengan Yayasan Fathih Az-Zahra, di mana yayasan ini sebelumnya akan mendirikan Sekolah Tinggi Kesehatan NU dan diharuskan berintegrasi dengan badan hukum perkumpulan NU.

Dalam pengurusan izin operasional Universitas Nahdlatul Ulama Sumatera Utara mengajukan 2 (dua) lokasi kampus, yakni kampus I terletak di Jln. Perjuangan No. 215, Dusun I-B, Desa Tanjung Selamat  Kecamatan Sunggal,  Kabupaten Deli Serdang dengan luas bangunan mencapai 2.000 m2 dan luas lahan mencapai 17.000 m2 atas kerjasama PWNU Sumut dan Yayasan Fathih Az-Zahra, lahan dan bangunan merupakan milik Yayasan Fathih Az-Zahra.

Sementara kampus II adalah komplek Perguruan Nahdlatul Ulama di Jl. Abdul Manaf No. 2/ Gaperta Ujung, Tanjung Gusta, Medan Helvetia. Selanjutnya direncanakan akan dibangun gedung kampus baru untuk dijadikan sarana perkuliahan terpadu (grand campus) di Desa Sena, Kecamatan Batang Kuis, Deli Serdang. Di samping itu PWNU SUMUT juga memiliki asset tanah lainnya.

Pada tanggal 16 Maret 2014 sesuai surat Badan Pengelola dan Penyelenggara UNUSU No. 2/A.1/09/III/2014 yang ditandatangani oleh H. Ashari Tambunan dan H. Misran Sihaloho sebagai Ketua dan Sekretaris, UNUSU mengajukan permohonan izin operasional UNUSU kepada Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan R.I. di Jakarta.

PWNU Sumut kemudian mengutus panitia pendirian untuk mengantarkan berkas-perkas persyaratan pendirian UNUSU ke Jakarta dengan terlebih dahulu berkonsultasi dengan PBNU. Pengelolaan pendirian UNU di PBNU ditangani oleh Dr. H. Hanief Saha Ghafur, M.Pd., beliau adalah wakil sekretaris jenderal PBNU masa itu yang banyak memberikan bantuan moril dan pemikiran membantu UNU-UNU se Indonesia. Tim UNUSU berangkat ke Jakarta terdiri dari: Prof. Dr. H. Katimin, MA (sebagai Rektor UNUSU dalam proses pendirian), H. Misran Sihaloho, H. Takbir Siregar, H. Mhd. Hatta Siregar, H. Masdulhaq Siregar, Abrar M. Dawud Faza dan Rahmat Daim Harahap. Setelah bertemu Ketum PBNU KH. Said Aqil Siradj dan Wasekjend H. Hanief Saha Ghapur, berkas persyaratan UNUSU pun disampaikan ke kantor DIKTI Jakarta pada tanggal 18 Maret 2014.

Setelah berkas persyaratan izin disampaikan ke Dikti, PBNU beberapa kali menfasilitasi UNU-UNU yg sedang menunggu visitasi dengan pelatihan dan klinik proposal. Di kantor PBNU 4 kali dilaksanakan workshop penyempurnaan proposal yg diikuti oleh tim pendirian, antara lain yg mengikuti pelatihan Prof Katimin, Musaddad Lbs, Misran Sihaloho, Mhd Hatta Srg, Takbir Srg, Masdulhaq Srg, dan Abrar M Dawud Faza.

Prof Katimin sebagai Rektor UNUSU masa pengusulan akhirnya mempresentasikan proposal UNUSU di hadapan tim Dikti bln Juli 2014 di Jakarta.

Fasilitasi lain yg diberikan PBNU kepada calon-calon UNU adalah berbagai bentuk kerjasama dengan perusahaan negara dan swasta antara lain: Telkom, Bank Syariah Mandiri, Axio, Windows, PCNU Thailand & Inggris, PTN seperti UI dan UGM, beberapa perusahaan asing dari Korea, Jepang dan Arab Saudi serta konsultan-konsultan teknis dari Jakarta.

Alhamdulillah melalui penantian yang “cukup panjang” lebih setahun dengan berbagai pertemuan yang dilakukan dengan DIKTI maupun PBNU serta “dua kali” visitasi ke kampus UNUSU yang dipusatkan di Kampus UNUSU awal di gedung Yayasan Fatih Azzahra Tj Selamat, akhirnya pada tanggal 10 April 2015 izin operasional UNUSU keluar dengan SK. No. 576/E/O/2014 tertanggal 27 Oktober 2014 untuk 10 prodi (PGSD, Manajemen, Ilmu Komputer, Teknik Informatika, Sistem Informasi, Budidaya Pertanian, Ilmu dan Teknologi Pangan, Agribisnis, Gizi, dan Analis Kesehatan), diberikan oleh DIKTI Prof. Hermawan melalui Ketum PBNU KH. Said Aqil Sirodj kepada mewakili UNUSU H. Masdulhag Siregar dan Abrar M. Dawud di kantor DIKTI Senayan Jakarta dan kantor PBNU Kramat Raya, Jakarta.

Semoga universitas ini menjadi tonggak kebangkitan pendidikan nahdliyyin Sumut khususnya dan bangsa pada umumnya. Dengan demikian UNUSU mulai menerima mahasiswa/i baru TA 2015/2016 dengan mahasiswa terdaftar 72 orang dan pada TA 2016/2017 menerima 202 orang mahasiswa. Semoga di TA 2017/2018 dapat lebih meningkat sesuai harapan yang dicita-citakan bersama, amin. (sumber)

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.