Sinkhole di Selandia Baru Mirip Kota Kaum Nabi Luth yang Ditelan Bumi
BATAK ISLAM ONLINE -- Kisah Kaum Nabi Luth yang membangkang dan ditelan bumi muncul di Selandia Baru saat terbentuknya sebuah sinkhole seluas dua kilometer.
Jika ada kota di atas tanah ini, maka tentu akan ditelan bumi atau 'tanahnya dibalikkan'.
Berikut beritanya: (sumber)
Baru-baru ini lubang runtuhan atau sinkhole terbesar di Selandia Baru terbuka, membentang di sebuah ladang perkebunan di Pulau Utara, membuka ruang kosong yang besar dan luas. Diperkirakan ruang ini sudah mulai terbentuk dari berabad-abad lalu, sebagaimana dilaporkan Science Alert, 7 Mei 2018.
Sinkhole yang berjarak 15 kilometer dari kota Rotorua di wilayah yang disebut Earthquake Flat ini, diperkirakan selebar dua lapangan bola dan dengan kedalaman yang dapat menelan gedung enam lantai.
“Sinkhole terbesar yang pernah saya lihat hanya sepertiganya dari ini, memang sinkhole ini benar-benar besar,” kata ahli gunung berapi Brad Scott dari lembaga geoscience Kiwi, GNS Science.
Seorang asisten perkebunan adalah orang pertama yang melihat sinkhole ini pada dini hari, minggu lalu. Pagi itu saat ia hendak memerah susu sapinya, hampir saja ia tak dapat menghindari sinkhole ini saat mengendarai sepeda motornya.
Saat jarak pandang mulai membaik lubang ini mulai dapat terlihat dengan jelas. “Sebelumnya sinkhole ini belum ada, pada saat saya tengok pada siang hari saya sadar betapa besar lubang ini,” ujar manajer perkebunan, Colin Tremain.
“Kami akan memasang pagar untuk menjaga hewan ternak. Walaupun hewan ternak tidak bodoh, mereka tidak akan berjalan di atas lubang, mereka sadar akan bahaya,” ujarnya.
Menurut Scott, sinkhole ini sudah mulai dibentuk lebih dari 100 tahun lamanya, melalui proses panjang curah hujan yang perlahan-lahan mengikis lapisan batu gamping di perkebunan itu. Setelah diguyur hujan yang cukup intensif satu minggu terakhir bulan April kemarin, lapisan batu tidak dapat bertahan melawan curah hujan.
Lubang di Selandia Baru ini membentang sepanjang 200 meter, dan diperkirakan membuat jurang setinggi 20 meter. Bagi orang awam mungkin lubang ini hanya membuat kepala pusing karena memancing vertigo, tetapi bagi ilmuwan geologi, lubang ini membuka lapisan-lapisan batu dengan rentang skala waktu yang tak terkira panjangnya. “Saya melihat dasar dari lubang ini adalah timbunan vulkanik berusia 60.000 tahun yang keluar dari kawah ini,” kata Scott.
Jika ada kota di atas tanah ini, maka tentu akan ditelan bumi atau 'tanahnya dibalikkan'.
Berikut beritanya: (sumber)
Baru-baru ini lubang runtuhan atau sinkhole terbesar di Selandia Baru terbuka, membentang di sebuah ladang perkebunan di Pulau Utara, membuka ruang kosong yang besar dan luas. Diperkirakan ruang ini sudah mulai terbentuk dari berabad-abad lalu, sebagaimana dilaporkan Science Alert, 7 Mei 2018.
Sinkhole yang berjarak 15 kilometer dari kota Rotorua di wilayah yang disebut Earthquake Flat ini, diperkirakan selebar dua lapangan bola dan dengan kedalaman yang dapat menelan gedung enam lantai.
“Sinkhole terbesar yang pernah saya lihat hanya sepertiganya dari ini, memang sinkhole ini benar-benar besar,” kata ahli gunung berapi Brad Scott dari lembaga geoscience Kiwi, GNS Science.
Seorang asisten perkebunan adalah orang pertama yang melihat sinkhole ini pada dini hari, minggu lalu. Pagi itu saat ia hendak memerah susu sapinya, hampir saja ia tak dapat menghindari sinkhole ini saat mengendarai sepeda motornya.
Saat jarak pandang mulai membaik lubang ini mulai dapat terlihat dengan jelas. “Sebelumnya sinkhole ini belum ada, pada saat saya tengok pada siang hari saya sadar betapa besar lubang ini,” ujar manajer perkebunan, Colin Tremain.
“Kami akan memasang pagar untuk menjaga hewan ternak. Walaupun hewan ternak tidak bodoh, mereka tidak akan berjalan di atas lubang, mereka sadar akan bahaya,” ujarnya.
Menurut Scott, sinkhole ini sudah mulai dibentuk lebih dari 100 tahun lamanya, melalui proses panjang curah hujan yang perlahan-lahan mengikis lapisan batu gamping di perkebunan itu. Setelah diguyur hujan yang cukup intensif satu minggu terakhir bulan April kemarin, lapisan batu tidak dapat bertahan melawan curah hujan.
Lubang di Selandia Baru ini membentang sepanjang 200 meter, dan diperkirakan membuat jurang setinggi 20 meter. Bagi orang awam mungkin lubang ini hanya membuat kepala pusing karena memancing vertigo, tetapi bagi ilmuwan geologi, lubang ini membuka lapisan-lapisan batu dengan rentang skala waktu yang tak terkira panjangnya. “Saya melihat dasar dari lubang ini adalah timbunan vulkanik berusia 60.000 tahun yang keluar dari kawah ini,” kata Scott.
Post a Comment